Read more ...»
Syarat - Syarat Pendirian Klinik
SYARAT
PENDIRIAN KLINIK
Bangunan
klinik paling sedikit terdiri atas:
1.
ruang pendaftaran/ruang tunggu;
2.
ruang konsultasi dokter;
3.
ruang administrasi;
4.
ruang tindakan;
5.
ruang farmasi;
6.
kamar mandi/wc.
Prasarana
klinik meliputi:
a) instalasi air;
b) instalasi listrik;
c) instalasi sirkulasi udara;
d) sarana pengelolaan limbah;
e) pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
f) ambulans, untuk klinik yang
menyelenggarakan rawat inap; dan
g) sarana lainnya sesuai kebutuhan.
Selain
itu juga, klinik harus dilengkapi dengan peralatan
medis
dan nonmedis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.
Syarat
peralatan tersebut adalah:
1. Memenuhi standar mutu, keamanan, dan
keselamatan;
2. Memiliki izin edar;
3.
Harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
PIMPINAN
Klinik
Pratama
1. Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter
atau dokter gigi.
2. Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal
terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau dokter gigi.
Klinik
Utama
1.
Pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang
memiliki kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya.
2.
Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu) orang dokter
spesialis dari masing-masing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang
diberikan.
3.
Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi sebagai tenaga
pelaksana pelayanan medis.
SURAT
IZIN PRAKTIK
Setiap
tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda Registrasi
dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Setiap tenaga
kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai Surat Izin sebagai tanda registrasi/Surat
Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin Praktik Apoteker
(SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
PERIJINAN
Untuk
mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah
daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota
setempat.
Dinas kesehatan kabupaten/kota
mengeluarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah klinik
memenuhi ketentuan persyaratan klinik dalam Peraturan ini.
Permohonan izin klinik diajukan
dengan melampirkan:
a) surat rekomendasi dari dinas kesehatan
setempat;
b) salinan/fotokopi pendirian badan usaha
kecuali untuk kepemilikan perorangan;
c) identitas lengkap pemohon;
d) surat keterangan persetujuan lokasi dari
pemerintah daerah setempat;
e) bukti hak kepemilikan atau penggunaan
tanah atau izin penggunaan bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik
pribadi atau surat kontrak minimal selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa
bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan;
f) dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL);
g) profil klinik yang akan didirikan
meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan
prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan
h)
persyaratan administrasi lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
i) Izin klinik diberikan untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan
perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlaku izinnya.
PELAYANAN
RAWAT INAP
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan
rawat inap harus menyediakan:
a) ruang rawat inap yang memenuhi
persyaratan;
b) tempat tidur pasien minimal 5 (lima) dan
maksimal 10 (sepuluh);
c) tenaga medis dan keperawatan yang sesuai
jumlah dan kualifikasinya;
d) tenaga gizi, tenaga analis kesehatan,
tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan dan/atau tenaga non kesehatan lain
sesuai kebutuhan;
e) dapur gizi;
f) pelayanan laboratorium Klinik Pratama.
Pelayanan
rawat inap hanya dapat dilakukan maksimal selama 5 (lima) hari.
Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 28 Tahun 2011.
Prosedur Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Prosedur Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yaitu :
1)
Surat Permohonan dari Pemilik Sarana atau Pimpinan Badan Usaha untuk Klinik
Pratama Rawat Inap (Bermaterai Rp.6.000).
2)
Fotocopy KTP Pemilik dan Dokter Penanggung Jawab.
3)
Fotocopy Akte Pendirian Yayasan / Perusahaan BerBadan Usaha (untuk Klinik
Pratama Rawat Inap).
4)
Fotocopy Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemkot
5)
Fotocopy Ijin Gangguan (HO) dari Pemkot
6)
Fotocopy Sertifikat Tanah.
7)
Surat Pernyataan Sewa Bangunan Apabila Menyewa, Masa Sewa minimal 5 Tahun
(Materai Rp.6000).
8)Surat
Keterangan Domisili Usaha dari Kelurahan Setempat.
9)Surat
Pengangkatan Sebagai Penanggung Jawab (Bermaterai Rp.6000).
10)Surat
Pernyataan Bersedia sebagai Penanggung Jawab (Bermaterai Rp.6000).
11)
Surat Pernyataan Sebagai Penanggung Jawab Hanya di 1 (Satu) sarana kesehatan
saja (Bermaterai Rp. 6000).
12)
Surat Pernyataan Bersedia mentaati Peraturan Perundang undangan yang Belaku
(Bermaterai Rp. 6000).
13)
Fotocopy Surat Kerjasama (MOU) tentang pembuangan Limbah medis padat dengan
sarana kesehatan lain yang mempunyai incenerator.
14)Fotocopy
Surat Kerjasama MOU Ambulance (untuk Klinik Pratama Rawat Inap)
15)
Surat Pernyataan Tidak Menggunakan Obat Obatan Sedatif, dan tidak melakukan
general anaesthesi maupun regional anaesthesi (bermaterai Rp. 6000).
16)
Struktur Organisasi.
17)
Profil Klinik Pratama.
18)
Daftar Ketenagaan (Medis / Paramedis / Non Medis).
19)Fotocopy
SIP (Surat Ijin Praktek) Masing masing Dokter / Dokter Gigi (untuk perpanjangan
ijin sarana0, surat permohonan dari dokter yang akan praktek di klinik (untuk
ijin sarana baru), SIP Bidan / Perawat, STRA Apoteker.
20)
Fotocopy Ijasah tenaga Medis / Paramedis / Non Medis.
21)Daftar
Jenis Pelayanan dan tarif pelayanan.
22)
Daftar Jam Pelayanan.
23)
Daftar Peralatan dan Daftar Obat.
24)
Denah Lokasi dan Denah Ruangan (Ukuran Skala Meter).
25)
Surat Pernyataan Jenis Pelayanan yang dilakukan di Klinik Pratama sesuai
peraturan perundang undangan yang berlaku (Bermaterai Rp.6000).
26)
Surat Ijin dari atasan langsung bagi penanggung Jawab dengan status Pegawai
Negeri Sipil (PNS).
27)
Apabila Perpanjangan ijin : Melampirkan Surat Ijin Penyelenggaraan lama Yang
Asli.
Cara Perkembangbiakan Ikan Mas
Sejarah
singkat
Ikan
mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping
dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di
Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat
di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan
dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia.
Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi
berdasarkan karakteristik morfologisnya.
Ciri-ciri
morfologi
- Umumnya, bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan sedikit memipih ke samping (compressed).
- Sebagian besar dari tubuh ikan mas tertutup oleh sisik kecuali beberapa strain yang hanya mempunya sisik yang sedikit.
- Moncongnya ada di ujung tengah atau terminal dan dapat disembulkan (protaktil).
- Di bibirnya yang lunak ada dua pasang sungut (berbel) yang tidak bergerigi
- Di bagian dalam mulut ada gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak 3 baris geraham.
- Sirip punggung ikan mas memanjang yang mana bagian permukaannya letaknya berseberangan dengan permukaan sirip perut atau ventral
- Sirip punggung ikan mas (dorsal) berjari-jari keras dan bergerigi di bagian akhirnya.
- Pada bagian belakan sirip dubur (anal) ikan mas ini juga berjari-jari keras dan pada ujungnya bergerigi
- Sirip ekor ikan mas seperti cagak memanjang simetris sampai ke belakang tutup insang.
- Sisik ikan mas relatif besar dengan tipe sisik lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan.
Perkembangbiakan
Secara
alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang
memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman
air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya
akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan
ketika terjadi pemijahan.
Sifat
telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat,
berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran
telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan
tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.
Antara
2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva
ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai
cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam
waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran
larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.
Larva
berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia
kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang
kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti
rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari
sekitar 60-70% dari bobotnya.
Setelah
2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya
0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih
yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram.
Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi
gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram.
Gelondongan
akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk
ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai
bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai
kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.
Cara Perkembangbiakan Ikan Nila
Gambar ikan nila
Sejarah
Ikan
Nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Bogor (Balai Penelitian Perikanan
AirTawar) pada tahun 1969. Setahun kemudian, ikan ini mulai ditebarkan ke
beberapa daerah. Pemberian nama nila berdasarkan ketetapan Direktur Jenderal
Perikanan pada tahun 1972. Nama tersebut diambil dari narna species ikan ini,
yakni nilotica yang kemudian diubah menjadi . Nama nilotica menunjukan daerah
asal ikan ini, yaitu sungai
Secara
alami ikan ini melakukan migrasi dari habitat aslinya di sungai Nil di Uganda
(bagian hulu Sungai Nil) kw arah selatan melewati Danau Raft dan Tanganyika
hingga ke Mesir (sepanjang Sungai Nil). Nila juga terdapat di Afrika bagian
tengah dan barat. Populasi terbanyak ditemukan di kolam-kolam ikan di Chad dan
Nigeria. Dengan campur tangan manusia, saat ini nila telah menyebar ke seluruh
dunia mulai dari Benua Afrika, Amerika, Eropa, Asia, dan Australia.
Ciri-ciri
morfologi
- Bentuk tubuh agak memanjang dan pipih ke samping, warna putih kehitaman dan warnanya semakin terang kea rah bagian ventral atau perut.
- Pada tubuh terdapat garis-garis vertikal berwarna hijau kebiruan, sedangkan pada sirip ekor terdapat delapan buah garis-garis melintang yang ujungnya berwarna kemerah-merahan. Mata tampak menonjol agar besar dan di tepinya berwarna hijau.
- Letak mulut terminal atau di ujung tubuh. Posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah thoracic. Garis rusuk (Linea lateralis) terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang di atas sirip dada.
- Jumlah sisik pada garis rusuk 34 buah. Tipe sisik adalah ctenoid atau sisik sisir. Bentuk sirip ekor berpinggiran tegak. Rumus jari-jari sirip sebagai berikut: D XV-XVII 13;V.I.S.;P.15;A.III.10 dan C.18.
Perkembangbiakan
Ikan
nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan mencapai
pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat
ia berumur lebih dari 1 tahun kira – kira beratnya mencapai 800g dan saat ini
ia bisa mengeluarkan 1200 – 1500 larva setiap kali ia memijah. Dan dapat
berlangsung selama 6 – 7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan
selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga dan
merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan Nila jantan menjadi agresif saat
musim ini.
Pembenihan
Ikan Nila
Lahan
atau kolam untuk pembenihan ikan nila dibagi dalam dua kelompok yaitu kolam
pemijahan dan kolam pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan pematang
yang kuat , tidak porous (rembes), ketinggian pematang aman (minimal 30 cm dari
permukaan air), sumber pemasukan air yang terjamin kelancarannya, dan luas
kolam masing – masing 200 m2. Di samping itu perlu di perhatikan juga keamanan
dari hama pemangsa ikan seperti anjing air, burung hantu, kucing dan lain-lain,
sehingga dianjurkan agar agar lingkungan perkolaman babas dari pohon pohon yang
tinggi dan rindang, sementara sinar matahari pun dapat masuk ke dalam kolam.
Induk
ikan nila mempunyai bobot rata-rata 300 g/ekor. perbandingan betina dan jantan
untuk pemijahan adalah 3:1 dengan padat tebar 3 ekor /m2. Pemberian pakan
berbentuk pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan tiga
kali dalam sehari. Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari instansi resmi
yang melakukan seleksi dan pemuliaan calon induk diantaranya Balai Penelitian
Perikanan Air Tawar Sukamandi, sehingga kualitas kemurnian dan keunggulannya
terjamin.
Induk
nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina menghasilkan
larva (benih baru menetas) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak 250-300 ekor
larva. Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900 ekor larva sesuai dengan
pertambahan bobot induk betina (900 g). Setelah selesai masa pemijahan dalam
satu siklus (45 hari), induk-induk betina diistirahatkan dan dipisahkan dari
induk jantan selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein diatas
35 %.
Setelah
dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya induk-induk betina mulai
ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada dalam pengasuhan
induknya. Larva -larva tersebut dikumpulkan denga cara diserok memakai serokan
yang terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung dalam happa ukuran 2 x
0,9 x 0,9 m3. Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari pagi sampai sore,
dan duusahakan larva yang terkumpul satu hari ditampung minimal dalam satu
happa.
Pakan
ikan Nila
Ikan
nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat
berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila saat
ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah
dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain
yaitu daun talas.
Langganan:
Postingan (Atom)